Santri di Jogja Dilatih Berjualan Daring Lewat Program Santri Siap Ekspor
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerja
sama dengan Shopee Barokah untuk mengembangkan ekonomi digital di pondok
pesantren. PBNU saat ini adalah lembaga keagamaan Islam yang mempunyai jumlah
pondok yang terbanyak di Indonesia. Data dari Kementerian Agama, pada tahun
2022 jumlah pondok pesantren di Indonesia ada 26.975 pesantren. 13.477
pesantren di antaranya merupakan berlatar NU. Pondok pesantren NU tersebar di
seluruh Indonesia mulai dari ujung barat hingga timur Indonesia.
PBNU terus melestarikan dan memajukan pondok
pesantren agar para santri mempunyai daya saing di tingkat nasional dan
internasional. PBNU dengan Shopee Barokah menyelenggarakan pelatihan
pengembangan ekonomi digital pesantren dengan dengan tema "Santri Siap
Ekspor".
Program "Santri Siap Ekspor Bersama
Shopee Barokah" Batch 10 diselenggarakan pada Jumat, 15 Juni 2024 dan
dimulai pukul 09.00 WIB. Untuk peserta Santri Siap Ekspor Batch 10 ini adalah
santri dari Bantul, Sleman, Kulon Progo, Kota Yogyakarta dan Gunungkidul. Pelatihan
dilakukan dengan platform Zoom Meeting dan diikuti oleh 96 santri.
Pembicara pada Batch 10 ini adalah Firhan
Akbari dari tim SME Development Shopee Indonesia. Firhan Akbari menyampaikan
materi tentang panduan berjualan di Shopee untuk para santri. Perwakilan SME
Development Shopee Indonesia ini mengajari tentang membuat akun di akun
marketplace tersebut.
Ia juga memberikan tutorial cara untuk
berjualan dengan toko di Shopee. Selain itu dijelaskan pula cara unggah produk
pertama di Shopee mulai dari memberi nama produk, foto produk, deskripsi
produk, kategori produk, hingga atributnya. Ia juga mengajari cara mengaktivasi
gratis ongkir di Shopee. Program bebas biaya ini bisa digunakan dengan program
penjual.
Panitia pelaksana kegiatandari RMI PBNU KH.
Abdul Rahman Soleh Fauzi menyampaikan tujuan dan harapan PBNU agar santri bisa
lebih kreatif dan inovatif di era digital produktif dan berdaya saing
internasional. Menurutnya, instruksi dari Ketum PBNU KH. Yahya Kholil Staquf
tujuan dari pelatihan Santri Siap Ekspor adalah memberikan pemahaman terkait
peningkatan usaha lewat e-commerce seperti Shopee.
“Kami harapkan di Gelombang ke 2, yaitu tindak
lanjut dari acara ini munculnya produk-produk santri di seluruh tanah air yang
dapat di sebarkan sampai ke luar negeri,” terang pria yang kerap disapa Gus
Fauz saat dihubungi lewat aplikasi pesan WhatsApp pada Kamis (6/6/2024).
Dalam rilis yang diterima penulis pada Jumat
(7/6/2024), Wakil Ketua Umum PBNU, KH. Habib Hilal Al-Aidid mengapresiasi upaya
Shopee Barokah dalam memperluas pasar produk karya para santri hingga ke pasar
dunia.
"Program ini selaras dengan semangat Jihad Santri Jayakan Negeri, di mana kita semua berharap santri bisa termotivasi untuk turut berkembang dan membangun negeri melalui produk-produk lokal, menyusul UMKM yang sudah lebih dulu mengglobal," jelas Habib Hilal dalam rilis tersebut.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia,
Radynal Nataprawir menyampaikan dalam rilis tersebut, program Santri Siap
Ekspor ini melibatkan 1.000 santri yang akan mengikuti pelatihan ekspor secara
bertahap yang akan dilaksanakan di seluruh Indonesia. Santri Siap Ekspor ini
akan dilaksanakan di Solo, Bandung, Jakarta, Medan, Malang, Semarang,
Yogyakarta, dan Samarinda, dan Bali. Kegiatan dilaksanakan melalui platform zoom
meeting dengan mengajak kalangan santri untuk berpartisipasi.
Menurutnya, Shopee Barokah adalah one-stop
platform pendukung gaya hidup Islam milik Shopee, ada sekitar 1.000 santri yang
akan menerima edukasi, pendampingan dan pembukaan akses ke pasar ekspor. Produk
para santri akan masuk ke dalam Program Ekspor Shopee dan dapat dibeli pengguna
dari berbagai negara di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin.
"Presiden menyebut 36.000 pondok pesantren akan menjadi kekuatan besar.
Melalui gerakan santri ekspor, akan menjadi momentum pergerakan besar untuk
membawa harum nama bangsa di kancah dunia yang datang dari hasil karya para
santri," kata Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawir,
dalam rilis tersebut.